By Rizali Rahman
Sudah
pukul 12 malam mataku masih juga belum bisa terlelap. Ini bukan karena aku
memikirkan Ajeng. Tetapi karena aku baru saja berantem dengan ibuku. Aku akui
ini salahku karena akhir-akhir ini aku selalu membahas untuk minta pindah
sekolah. Jelas saja ibu ku marah karena untuk pindah sekolah pasti membutuhkan
pengeluaran yang tidak sedikit. Intinya memang karena Ajeng aku begitu ingin
pergi dari SMAN 12 ini. Aku tak sanggup lagi kalau harus bertemu dengannya. Aku
mencintainya namun dia menganggapku hanya sebagai sahabat. Aku tidak bisa terus
berpura-pura dan membohongi diriku sendiri dengan terus menjadi bunglon hanya
untuk dapat dekat dengannya. Menjadi teman padahal hatiku begitu ingin
memilikinya. Aku ingin dia menjadi teman hidupku, jelas bukan untuk menjadi
sahabat. Ini jelas berbeda.
Aku
begitu pusing dan tak tahu harus kemana aku melampiaskan perasaanku. Aku merasa
perasaan ini betul-betul membuatku jadi gila. Aku hanya bingung, ternyata aku
telah melakukan hal diluar batas. Aku betul-betul tak menyangka kalau aku
akhirnya menyatakan perasaanku kepada seorang wanita yang masih berstatus pacar
orang.
***
Ini
terjadi sekitar tiga hari yang lalu setelah aku menyatakan rasa cemburuku
kepada Ajeng dengan gaya bercanda. Malam itu sekitar pukul 9 malam ajeng
mengirimi ku sms. Seperti biasa, curhatnya tentang Arkan yang jadi topik
utamanya. Anehnya aku tak bosan mendengar , walau jelas aku agak kesal bila
mendengar nada sedihnya akibat ulah Arkan. Apa yang membuat Ajeng kesal masih
sama, yaitu kata-kata Arkan yang selalu membahas kondisi fisik Ajeng. Arkan
masih menganggap Ajeng itu pendek, padahal dia yang terlalu jangkung. Sungguh
aku ingin teriakkan kata itu di depan wajah Arkan kalau dia itu sudah seperti
tiang listrik!
+
ROB, AKU SUNGGUH KESAL, DAN AKU SUDAH PUTUSKAN!
-APA YANG SUDAH
KAMU PUTUSKAN?
+ AKU AKAN HIDUP
TANPA LAKI-LAKI, AKU GA MAU MENIKAH, AKU WANITA KUAT, AKU PASTI SANGGUP SENDIRI
Gila!
Kalau Ajeng serius? Bagaimana dengan aku? Aku serius ingin hidup dengannya. Aku
ingin menikahinya dan punya keturunan darinya. Aku panik , sungguh-sungguh
panik.
-SERIUS?
+IYA!
AKU SERIUS, AKU KUAT KOK
-TAPI
KAN TIDAK SEMUA LAKI-LAKI SAMA. DILUAR SANA MASIH BANYAK LAKI-LAKI BAIK YANG MAU MENIKAH DENGAN KAMU
+
IYA SIH, TAPI AKU SUDAH TERLANJUR BERPIKIRAN BEGINI, AKU SUDAH, YA BEGITULAH…!
Ajeng
serius. Iya, aku tahu itu dan aku mulai takut. Aku panik kalau keputusannya
betul-betul berubah jadi prinsip hidupnya, maka habis lah aku. Aku bingung karena
aku tahu aku mencintainya. Kalau sudah begini, baiklah…
-AJENG
DENGAR… SEBAIKNYA KAMU PIKIR LAGI, JANGAN SEMBARANGAN AMBIL KEPUTUSAN
+
EMANG KENAPA, KEPUTUSAN KU INI KAN UNTUKKU, TAK KAN MENGGANGGU SIAPA-SIAPA?
-JELAS
ITU MENGGANGGU ORANG LAIN, TEPATNYA AKU, KARENA SUNGGUH AKU SUDAH TERLANJUR
SUKA DENGAN KAMU
Akhirnya
kusampaikan juga perasaanku. Aku tak punya pilihan. Balasan Ajeng belum juga
tiba, perasaanku tak karuan. Takut kalau Ajeng marah atau malah menjauh sama
sekali dariiku.
Sekitar
15 menit menunggu, akhirnya balasan yang kutunggu datang juga.
+
SERIUS ROB, AKU TAK TAHU ITU? SEJAK KAPAN?
-SERIUS,
INI SUDAH HAMPIR SETAHUN AKU MEMENDAM PERASAANKU
Kembali,
Ajeng lama balas sms nya. Dan ini hampir setengah jam aku nunggu.
+
YA SUDAHLAH, GA APA-APA KOK, AKU BUKANNYA NGASIH HARAPAN SIH… TAPI JODOH SIAPA TAHU HIHI :)
-IYA, MAAF YA
KALAU AKU NYATAIN DI WAKTU YANG SALAH, AKU CUMA TAK TAHU LAGI APA YANG HARUS KU
LAKUKAN.
+IYA GA’ APA-APA
;)
-MAKASIH
+SAMA-SAMA
Aku
sungguh senang. Bukan karena aku sudah nyatain cintaku, tapi karena Ajeng tidak
marah. Seharusnya kan wanita marah karena aku menyatakan perasaanku jelas
diwaktu yang salah. Malam itu aku jelas sudah mulai menjadi PENGGANGGU HUBUNGAN
ORANG.
***
Sekarang
pukul 1 malam. Ku kira setelah membayangkan apa yang telah ku katakan 3 hari
lalu kepada Ajeng dapat membuatku tertidur. Tapi memang sulit tertidur setelah
bertengkar dengan ibuku. Ibuku menganggap aku ini aneh dan tidak mengerti
kondisi orang tua. Tapi ibu salah, aku mengerti kondisi ekonomi kami, tapi
sebenarnya ibu yangg tidak mengerti aku. Aku patah hati bu, hanya saja aku tak
bisa cerita kepada ibu. Aku ingin pergi dari kota ini supaya aku tak bertemu
lagi dengan cinta sejatiku, cinta sejati yang tak pernah sampai.
Aku
kesal! Tak tahu harus melakukan apa. Ku ambil saja HP ku dan kubuka akun
facebook. Ku tumpahkan saja semua ke statusku. Semoga saja aku bisa tenang
dengan melakukan ini. Ya, yang ku cari hanya ketenangan. Ku lampiaskan saja…
SUDAH
KUPUTUSKAN, KUBAKAR HABIS SEMUA KERTAS YANG BERISI NAMA-NAMA DAN IMPIAN-IMPIANKU!
TAPI ENTAH KENAPA HANYA SATU KERTAS YANG BERISI SATU NAMA YANG TAK BISA KU
BAKAR HABIS…
Itu
lah yang ku tulis. Satu nama itu memang Ajeng dan aku tak ingin melupakannya.
Statusku ini sama sekali bukan untuk menyampaikan perasaan ku ke Ajeng. Itu
jujur pelampiasan dari hatiku. Ku tutup akun ku dan mulai melamun hingga aku
tanpa sadar sudah terlelap.
Ayam
berkokok ditengah dinginnya pagi. Astaga, aku lupa sholat shubuh karena aku
bangun kesiangan. Jelas ini akibat aku tidur terlalu larut. Kepalaku masih
setengah pusing dan matapun masih berat untuk dibuka. Tapi pagi itu aku terpaku
ke layar Hpku yang menyala dan terlihat SMS dari Ajeng baru saja masuk. Aku tak
mendengar suara Hpku berbunyi.
Ku
buka SMS itu dan tertulis…
+GOOD
MORNING, JANGAN SEDIH, PAGI INI CERAH ROB, KAMU HARUS SEMANGAT YA… SEMANGAT, SEMANGAT =D
Darimana
Ajeng tahu aku lagi punya masalah? Ya sudahlah… yang penting pagi ini aku
senang karena AJENG MEMBERIKU SEMANGAT.