Rabu, 12 September 2012
PRIA RANTING PART II
PART II
by Rizali Rahman
Malam yang dingin kembali datang menyelimuti rasa penasaranku mengenai siapa laki-laki yang dimaksud Ajeng. Hati ku terus menyebut,"itu pasti aku...itu pasti aku", berulang-ulang layaknya seorang ustadz yang sedang berdzikir. Tak berapa lama aku tersadar, dan dengan segera ku mengucap istighfar karena jelas tidak seharusnya aku mengucapkan kata-kata kosong itu didalam hati. Segera ku paksa hatiku untuk berhenti mengatakan kata-kata itu.
Suara adzan terdengar sangat merdu pertanda waktu isya sudah tiba dan selalu tepat pada waktunya. Aku memang sangat jarang sholat berjamaah padahal aku tahu kalau laki-laki wajib hukumnya untuk sholat berjamaah. Aku cuma suka menunaikan kewajibanku didalam kamar mungilku ini. Entahlah, mungkin ini salah satu kebiasaan burukku yang seharusnya memerlukan paksaan untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Ku ambil air wudhu, dan segera ku tunaikan kewajibanku didalam sebuah kamar yang tidak besar namun sangat nyaman bagiku. Sama sekali tak ada gangguan, sungguh begitu nyaman.
Selesai sudah kewajibanku malam itu. Setelah berdzikir dan membaca beberapa doa yang biasa ku baca, aku mulai berdoa yang tak biasa ku untuk ku lantunkan ke hadapan Nya. Kata-kata yang tak ku skenario sebelumnya keluar secara otomatis dari mulutku.
Ya Allah Ya Tuhan ku, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar. Hari ini, aku kembali mennghadapMu dengan segala macam permohonan karena tidak ada lagi tempat untukku meminta selain Engkau Ya Allah.
Ya Allah Ya Tuhan ku, Engkau Maha Mengetahui, oleh karena itu aku yakin Kau sungguh-sungguh mengetahui apa yang terjadi denganku sebelumnya, sekarang, dan yang akan datang.
Benar Ya Allah, aku sedang terjebak dengan sebuah perasaan yang ku kenal dan ku ketahui sebelumnya, namun yang satu ini terasa sangat, sangat, sangat, sangat berbeda Ya Allah
Perasaan ini membuatku merindukan seorang wanita setiap malam, membuatku selalu membayangkan wajahnya, membuatku selalu tak tenang di setiap detiknya.
Ku yakin Kau tahu nama wanita itu Ya Allah, namun tetap akan ku beritahu...
Ya benar, namanya Ajeng Ya Allah
Sekarang logikaku begitu bawelnya menyuruhku untuk langsung menyatakan perasaanku kepadanya
Namun di satu sisi aku merasa aku harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan apakah ini hanya sekedar suka atau memang betul-betul cinta yang ku tunggu
Kau tahu yang ku rencanakan kan Ya Allah?
Ya benar, aku takkan menyatakan perasaan ku, akan ku tunggu selama setahun, apabila perasaan ku tak berubah dalam masa setahun penantianku, maka akan ku simpulkan kalau ini memang sebuah cinta.
Aku tidak tahu apakah rencana ku ini benar atau salah, tapi ku mohon restui apa yang akan ku lakukan Ya Allah.
Sungguh aku hanyalah hamba Mu yang tidak mengetahui segalanya, maka dari itu ku mohon mudahkan lah jalanku.
Amin.
Ku lipat rapi sajadah dan sarungku dan ku kembalikan ke tempatnya. Segera ku baringkan badanku di tempat tidurku. Ku pandangi layar telpon genggamku, tidak ada satu pesan baru pun yang masuk. Aku masih menantikan Ajeng kembali mengirimi ku pesan setelah empat hari namanya tidak lagi menduduki posisi teratas di kotak pesan masuk ku. Ku tunggu namun tak kunjung datang jua bunyi ringtone yang sungguh kunantikan malam itu. Ya sudah, ku putuskan untuk memejamkan mataku. Aku memang harus tidur.
Baru saja aku merasa sudah berada hampir di alam bawah sadar, ku dengar suara yang sangat sangat familiar. Itu tidak lain dan tidak bukan adalah suara ringtone SMS yang kunantikan sedari tadi. Mataku terbuka lebar, ngantukku hilang seketika, dan tanganku bergerak secepat kilat mengambil HP ku yang sangat minimalis. Nama Ajeng muncul, dan ku baca apa pesannya,
+ AKU BETUL-BETUL SUKA
Segera ku balas SMS nya,
- SAMA SIAPA SIH?
+ SAMA ITU... KAMU PASTI KENAL
Aneh. Entah kenapa ke GR-an ku hilang seketika malam itu. Aku mulai merasa kalau laki-laki yang dimaksud Ajeng bukanlah aku, tapi mungkin itu temanku. Sebuah nama milik temanku muncul dikepala dan ku lanjutkan membalas SMSnya,
- SIAPA ? SYAHRUL YA?
+ BUKAN, KAMU PASTI KENAL, SOALNYA DIA TEMENAN JUGA SAMA TEMAN SEKELAS KAMU
- DIA TEMAN SATU KELASMU ?
+ YA, DIA TEMAN SATU KELASKU
Jelas sudah, aku salah total. Seharusnya aku sudah dapat menduga kalau laki-laki yang dimaksud Ajeng itu bukanlah aku. Bagaimanapun terbukanya seorang perempuan, tidak mungkin juga seperti apa yang ku bayangkan sebelumnya. Ajeng memang menganggapku sebagai tempat curhat yang nyaman, bukan sebagai tempat untuk memberikan cintanya. Dengan hati yang masih terasa agak sesak, ku lanjutkan perbincangan kami,
- AKU BETUL-BETUL TIDAK TAHU DAN TIDAK DAPAT MENEBAK, SIAPA ???
+ OK DEH KU KASIH TAHU TAPI JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA YA...
- OK DEH
+ NAMANYA YUSUF, KAMU PASTI KENAL, TEMAN SEKELASKU YANG RAMBUTNYA AGAK-AGAK KERITING
Yusuf... aku memang mengenalnya tapi satu kalipun aku tak pernah bicara dengannya. Timbul pertanyaan di benakku, mengapa Ajeng bisa jatuh cinta dengannya, apa kelebihannya yang bisa membuat Ajeng suka, padahal aku yakin Yusuf tak pernah berjuang sama sekali untuk membuat Ajeng jatuh cinta. Ya aku tahu itu, Yusuf tidak pernah berjuang, karena kata Ajeng mereka hampir tidak pernah berbincang walaupun mereka satu kelas. tapi kesimpulannya, AJENG JATUH CINTA DENGAN YUSUF.
- EH AJENG, AKU MAU NANYA, KENAPA KAMU BISA SUKA DENGAN YUSUF
+ NGGA' TAHU, CUMA AKU SUKA AJA, DAN DIA TERLIHAT MANIS BUATKU
Manis ? hanya itukah alasan yang membuatnya suka. Mungkin lebih banyak lagi hal-hal yang membuat Ajeng suka dengan Yusuf namun dia tak mau cerita.
- YA SUDAH JENG, KAMU TURUTI AJA APA YANG KUSARANIN SEBELUMNYA, MUDAH-MUDAHAN BERHASIL
+ YA ROB, MAKASIH YA SARANNYA =D
- IYA, SAMA-SAMA
Pembicaraan kami berakhir, namun perasaan tidak puas singgah ke hatiku, sungguh-sungguh membuat kamarku terasa menyempit dari sebelumnya. Tapi rasa tidak puas ini bukan karena kesalahan Ajeng ataupun Yusuf, melainkan kesalahan yang memang sengaja ku buat. Aku terlalu GR.
Ku pandangi langit-langit kamarku, mencoba menenangkan diri sambil berusaha mendengarkan pertanyaan yang dikatakan oleh logika ku. Apakah harus aku membatalkan rencana yang baru saja ku sampaikan kepada Allah? Apakah harus aku melupakan Ajeng di garis start ini? atau haruskah aku lanjutkan?
Suara hatiku terdengar samar-samar. Tapi aku dapat merasakan kalau aku harus lanjut. Aku tidak boleh melupakannya karena aku memang tak ingin. Walaupun Ajeng jatuh dengan cinta dengan Yusuf, tapi ku rasa tidak salah kalau aku jatuh cinta dengan Ajeng. Toh, aku juga tidak berencana menyatakan perasaanku dalam waktu dekat. Kalaupun pada akhirnya mereka berdua jadian, mungkin aku masih kuat menunggu. Ya... aku tidak apa kalau harus menunggu.
Yang terjadi malam ini hanya perasaan tidak puas sesaat yang lahir akibat kesalahku. Aku berjanji untuk dapat mengontrol rasa GR ku lain waktu karena malam ini jadi saksi aku sedang membuat kesimpulan bahwa GR ITU SANGAT BERBAHAYA.
***
Aku sedang mendapat tugas membuat makalah tentang apa itu fairy tale. Makalahku harus bagus dan supaya bagus aku harus bertanya ke Mr. Google. Warnet adalah tujuanku sore itu.
Seperti biasa, sebelum aku bertanya berbagai macam hal ke Mr. Google, ku buka akun Facebook ku terlebih dahulu. Awalnya aku cuma ingin melihat-lihat sebentar beranda ku, namun ada satu status yang membuat aku menunda untuk bertanya kepada Mr. Google. Itu status Yusuf di iringi comment dari Ajeng. Di bawah tulisan Yusuf yang sangat pendek terpampang comment Ajeng yang begitu panjang diselingi sahut-sahutan Yusuf yang sangat ceria. Aku tidak pernah melihat Ajeng memunculkan sisi manjanya, namun dari comment-comment itu dia terlihat sangat manja. Dari perbincangan masalah tugas sampai masalah suap-suapan, memang jelas Ajeng sedang berusaha memberikan sinyal ke Yusuf, tepat seperti yang kusarankan.
Agh, aku sangat kesal namun aku tidak bisa berhenti membaca. Aku sungguh tidak puas dengan kemesraan mereka. Hingga aku selesai membaca percakapan mereka pun, rasa tidak puas ini tidak kunjung jua menghilang. Ku sign out akun Facebook karena aku tidak mau lagi mengulang untuk membacanya. Kenapa? karena aku cemburu, ya! memang aku cemburu.
Ku lanjutkan ke tujuan awalku, bertanya kepada Mr. Google tentang apa itu fairy tale. Namun pertanyaanku yang berjibun sirna. ku lanjutkan dengan searching seadanya, biarlah makalah ku nanti jadi seadanya juga. Aku tidak bisa focus sama sekali karena kondisi ku tiba-tiba aneh, AKU BETUL-BETUL CEMBURU.
Beberapa minggu kemudian, aku kembali ke warnet. Tapi kali ini tujuan ku berbeda. Aku tidak ingin bertanya kepada Mr. Google untuk menyusun sebuah makalah lagi. Kali ini aku memang ingin melihat sejauh mana hubungan Yusuf dan Ajeng setelah ku tinggalkan beberapa minggu. Biarlah aku menjadi stalker untuk kali ini saja.
Ku buka akun facebook ku dan ku masuki profil facebook Ajeng. Aku yang sok kuat pada awalnya, terasa sperti laki-laki paling lemah setelah ku dapati status hubungan Ajeng yang awalnya lajang berubah menjadi SEDANG BERPACARAN DENGAN YUSUF RAMADHAN.
Apa yang harus kulakukan? aku tidak tahu. Aku ingin berhenti tapi hatiku yang paling dalam menyuruhku untuk melanjutkan semuanya. Aku harus menunggu, menunggu, dan menunggu karena hatiku mengatakan itu. Sungguh, hari itu aku bersikeras untuk menunggu karena ku yakin cerita ini belum berakhir. Ini baru awal yang membuatku semakin penasaran bagaimana akhirnya nanti. Aku sungguh bersikeras seakan-akan badaipun tidak dapat meruntuhkan niatku. Hari itu, aku menjadi ORANG TER-EGOIS DI DUNIA.
Masih belum mengerti apa itu pria ranting? sabar... soalnya
lanjutannya mungkin lumayan panjang, jadi kali ni part II bersambung lagi ke part III nanti
Sorry, bersambung lagi ya hehehe.... :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar