Jumat, 14 September 2012

PRIA RANTING part IV


By Rizali Rahman

                Sudah pukul 12 malam mataku masih juga belum bisa terlelap. Ini bukan karena aku memikirkan Ajeng. Tetapi karena aku baru saja berantem dengan ibuku. Aku akui ini salahku karena akhir-akhir ini aku selalu membahas untuk minta pindah sekolah. Jelas saja ibu ku marah karena untuk pindah sekolah pasti membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit. Intinya memang karena Ajeng aku begitu ingin pergi dari SMAN 12 ini. Aku tak sanggup lagi kalau harus bertemu dengannya. Aku mencintainya namun dia menganggapku hanya sebagai sahabat. Aku tidak bisa terus berpura-pura dan membohongi diriku sendiri dengan terus menjadi bunglon hanya untuk dapat dekat dengannya. Menjadi teman padahal hatiku begitu ingin memilikinya. Aku ingin dia menjadi teman hidupku, jelas bukan untuk menjadi sahabat. Ini jelas berbeda.
                Aku begitu pusing dan tak tahu harus kemana aku melampiaskan perasaanku. Aku merasa perasaan ini betul-betul membuatku jadi gila. Aku hanya bingung, ternyata aku telah melakukan hal diluar batas. Aku betul-betul tak menyangka kalau aku akhirnya menyatakan perasaanku kepada seorang wanita yang masih berstatus pacar orang.
***

                Ini terjadi sekitar tiga hari yang lalu setelah aku menyatakan rasa cemburuku kepada Ajeng dengan gaya bercanda. Malam itu sekitar pukul 9 malam ajeng mengirimi ku sms. Seperti biasa, curhatnya tentang Arkan yang jadi topik utamanya. Anehnya aku tak bosan mendengar , walau jelas aku agak kesal bila mendengar nada sedihnya akibat ulah Arkan. Apa yang membuat Ajeng kesal masih sama, yaitu kata-kata Arkan yang selalu membahas kondisi fisik Ajeng. Arkan masih menganggap Ajeng itu pendek, padahal dia yang terlalu jangkung. Sungguh aku ingin teriakkan kata itu di depan wajah Arkan kalau dia itu sudah seperti tiang listrik!

                + ROB, AKU SUNGGUH KESAL, DAN AKU SUDAH PUTUSKAN!
-APA YANG SUDAH KAMU PUTUSKAN?
+ AKU AKAN HIDUP TANPA LAKI-LAKI, AKU GA MAU MENIKAH, AKU WANITA KUAT, AKU PASTI SANGGUP SENDIRI

                Gila! Kalau Ajeng serius? Bagaimana dengan aku? Aku serius ingin hidup dengannya. Aku ingin menikahinya dan punya keturunan darinya. Aku panik , sungguh-sungguh panik.

                -SERIUS?
                +IYA! AKU SERIUS, AKU KUAT KOK
                -TAPI KAN TIDAK SEMUA LAKI-LAKI SAMA. DILUAR SANA MASIH BANYAK LAKI-LAKI BAIK YANG MAU MENIKAH DENGAN KAMU
                + IYA SIH, TAPI AKU SUDAH TERLANJUR BERPIKIRAN BEGINI, AKU SUDAH, YA BEGITULAH…!

                 Ajeng serius. Iya, aku tahu itu dan aku mulai takut. Aku panik kalau keputusannya betul-betul berubah jadi prinsip hidupnya, maka habis lah aku. Aku bingung karena aku tahu aku mencintainya. Kalau sudah begini, baiklah…

                -AJENG DENGAR… SEBAIKNYA KAMU PIKIR LAGI, JANGAN SEMBARANGAN AMBIL KEPUTUSAN
                + EMANG KENAPA, KEPUTUSAN KU INI KAN UNTUKKU, TAK KAN MENGGANGGU SIAPA-SIAPA?
                -JELAS ITU MENGGANGGU ORANG LAIN, TEPATNYA AKU, KARENA SUNGGUH AKU SUDAH TERLANJUR SUKA DENGAN KAMU

                Akhirnya kusampaikan juga perasaanku. Aku tak punya pilihan. Balasan Ajeng belum juga tiba, perasaanku tak karuan. Takut kalau Ajeng marah atau malah menjauh sama sekali dariiku.
                Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya balasan yang kutunggu datang juga.

                + SERIUS ROB, AKU TAK TAHU ITU? SEJAK KAPAN?
                -SERIUS, INI SUDAH HAMPIR SETAHUN AKU MEMENDAM PERASAANKU

                Kembali, Ajeng lama balas sms nya. Dan ini hampir setengah jam aku nunggu.

                + YA SUDAHLAH, GA APA-APA KOK, AKU BUKANNYA NGASIH HARAPAN SIH… TAPI JODOH SIAPA TAHU HIHI :)
-IYA, MAAF YA KALAU AKU NYATAIN DI WAKTU YANG SALAH, AKU CUMA TAK TAHU LAGI APA YANG HARUS KU LAKUKAN.
+IYA GA’ APA-APA ;)
-MAKASIH
+SAMA-SAMA

                Aku sungguh senang. Bukan karena aku sudah nyatain cintaku, tapi karena Ajeng tidak marah. Seharusnya kan wanita marah karena aku menyatakan perasaanku jelas diwaktu yang salah. Malam itu aku jelas sudah mulai menjadi PENGGANGGU HUBUNGAN ORANG.
***

                Sekarang pukul 1 malam. Ku kira setelah membayangkan apa yang telah ku katakan 3 hari lalu kepada Ajeng dapat membuatku tertidur. Tapi memang sulit tertidur setelah bertengkar dengan ibuku. Ibuku menganggap aku ini aneh dan tidak mengerti kondisi orang tua. Tapi ibu salah, aku mengerti kondisi ekonomi kami, tapi sebenarnya ibu yangg tidak mengerti aku. Aku patah hati bu, hanya saja aku tak bisa cerita kepada ibu. Aku ingin pergi dari kota ini supaya aku tak bertemu lagi dengan cinta sejatiku, cinta sejati yang tak pernah sampai.
                Aku kesal! Tak tahu harus melakukan apa. Ku ambil saja HP ku dan kubuka akun facebook. Ku tumpahkan saja semua ke statusku. Semoga saja aku bisa tenang dengan melakukan ini. Ya, yang ku cari hanya ketenangan.  Ku lampiaskan saja…

                SUDAH KUPUTUSKAN, KUBAKAR HABIS SEMUA KERTAS YANG BERISI NAMA-NAMA DAN IMPIAN-IMPIANKU! TAPI ENTAH KENAPA HANYA SATU KERTAS YANG BERISI SATU NAMA YANG TAK BISA KU BAKAR HABIS…

                Itu lah yang ku tulis. Satu nama itu memang Ajeng dan aku tak ingin melupakannya. Statusku ini sama sekali bukan untuk menyampaikan perasaan ku ke Ajeng. Itu jujur pelampiasan dari hatiku. Ku tutup akun ku dan mulai melamun hingga aku tanpa sadar sudah terlelap.
                Ayam berkokok ditengah dinginnya pagi. Astaga, aku lupa sholat shubuh karena aku bangun kesiangan. Jelas ini akibat aku tidur terlalu larut. Kepalaku masih setengah pusing dan matapun masih berat untuk dibuka. Tapi pagi itu aku terpaku ke layar Hpku yang menyala dan terlihat SMS dari Ajeng baru saja masuk. Aku tak mendengar suara Hpku berbunyi.
                Ku buka SMS itu dan tertulis…

                +GOOD MORNING, JANGAN SEDIH, PAGI INI CERAH ROB, KAMU HARUS SEMANGAT YA… SEMANGAT, SEMANGAT =D
               
                Darimana Ajeng tahu aku lagi punya masalah? Ya sudahlah… yang penting pagi ini aku senang karena AJENG MEMBERIKU SEMANGAT.

Kamis, 13 September 2012

Pria Ranting part III


PART III

by Rizali Rahman


Sudah sekitar tiga bulan berlalu sejak hubungan Ajeng dan Yusuf resmi menjadi berpacaran. Aku tidak tahu lagi bagaimana keadaan mereka. Aku pun jadi sangat jarang membuka akun facebookku, kalaupun ada mungkin cuma untuk nulis status dan setelah itu langsung ku sign out, segera.

Malam terasa sunyi, benar itu sangat sunyi. Aku juga tidak tahu mengapa tapi itu yang ku rasakan, tiba-tiba rasa sunyi menusuk jantungku lagi. Ku bolak-balik buku LKS bahasa inggris didepanku. Ya, aku memang lebih baik menyelesaikan PR bahasa inggrisku daripada terus menghayati sunyinya penantianku ini.

Baru saja aku memulai membaca soal pertama, tiba-tiba HP ku berdering. Pesan baru masuk dan itu dari Ajeng. Ku baca apa isi pesan itu tanpa menyertakan rasa GR ku karena ku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya. Ku baca sampai habis dan isinya hanya pertanyaan mengenai PR Bahasa Inggris, sama seperti yang sedang ku kerjakan. Ku jelaskan semampuku dan Ajeng memberi respon yang baik sehingga pada awalnya terlihat seperti seorang guru mengajari muridnya, menjadi dua orang guru yang sedang berdiskusi. Dari tanya-jawab kami, aku tidak hanya menjelaskan, tapi sesekali Ajeng memberi info yang tidak ku ketahui sama sekali.

Setelah berdiskusi panjang lewat SMS, Ajeng terlihat sudah sangat mengerti dengan PR itu dan mau mengakhiri percakapan. Aku gelisah seperti tidak ingin percakapan kami berakhir. Anehnya, ada suara bisikan yang menyuruhku untuk  menyatakan perasaanku dan membuatku lupa akan rencanaku sebelumnya, rencana untuk memastikan apakah ini cinta atau sekedar suka. Aku harus menunda menembak sampai satu tahun masa penantianku selesai.

- JENG KU BOLEH NGOMONG ?
+ SILAHKAN, NGOMONG AJA
- TAPI KAMU JANGAN KAGET ATAU MARAH YA
+ EMMM... EMANG APA SIH ???
- TPI JANJI DULU
+ EMMM... IYA DEH, JADI APA?
- SEBENARNYA ADA HAL YANG SUNGGUH-SUNGGUH INGIN KU SAMPAIKAN SEJAK LAMA, TAPI INI SULIT
+ LALU?
- KAMU KAYANYA EMANG GA TAHU KAYANYA, OKE KAYA NYA EMANG HARUS KU SAMPAIKAN
+ IYA YA, APA SIH? NGOMONG AJA, GAK APA-APA KOK

Tanganku gemetar, sangat gemetar. Haruskah aku menyatakan perasaanku kepada Ajeng ketika aku tahu kalau Ajeng sekarang bersama Yusuf. Tahu dirikah aku bila aku menyatakan cinta sekarang. Aku bingung, sungguh sungguh bingung. Pesan baru dari Ajeng kembali masuk dengan isi yang sama, nampak Ajeng pun menunggu dengan penasaran mengenai apa yang ingin ku nyatakan. Jari jempol ku menulis sebuah kalimat, lalu bergerak ke tombol OK, dan pesan ku terkirim.

- YANG INGIN KU NYATAKAN ADALAH HARGA TERASI DI PASAR NAIK, JENG HAHAHAHAHA

Itulah pesan yang ku kirim. Aku memang tidak sanggup mengganggu hubungan orang, apalagi Ajeng terlihat bahagia bersama Yusuf. Aku masih tahu diri untuk melakukan itu semua. Balasan dari Ajeng masuk,

+ KU KIRAIN KAMU MAU NGOMONG APA TADI CKCK
- HAHAHA IYA, AKU SUDAH LAMA MAU BILANG KALAU HARGA TERASI TERUS NAIK
+ HAHA KALAU HARGA BAWANG NAIK GA BANG, BERAPA SATU KILONYA?
- NAIK SEMUA MBA, DARI BAWANG SAMPAI CABE, KALAU MAU TAHU HARGANYA CEK AJA NENG DI INTERNET
+ HAHA ABANG BISA AJA, IYA DEH BTW MAKASIH YA ROB BANTUANNYA TADI
-  IYA SAMA-SAM JENG

Niat mau nyatain perasaan malah berakhir dengan becandaan. Aku terlihat seperti menghilangkan kesempatan di kala aku begitu yakin kalau itu saat yang tepat untuk disampaikan. Tapi angin bergerak terlalu cepat, aku merasa kesempatan itu datang di waktu yang salah. Ya sudahlah, KALAU JODOH GAK BAKAL KEMANA.

***

Dua minggu berlalu, dan ku dapati diriku di depan komputer warnet dengan jantung berdegup kencang, mata setengah terbelalak sambil memandangi profil Facebook Ajeng. Status hubungannya yang dulu berpacaran dengan Yusuf berubah. Bukan menjadi lajang, tapi berubah menjadi BERPACARAN DENGAN ARKAN MAULIDI KURNIA.

Kenapa status hubungannya berubah dengan cepat. Apakah ketika aku ingin menyatakan perasaan malam itu, hubungan Ajeng dan Yusuf sudah renggang? Seandainya ku nyatakan perasaanku malam itu, apakah mungkin aku yang menjadi pacar Ajeng sekarang ini ? Dan sekarang siapa itu Arkan? orang mana? dimana Ajeng mengenalnya? Siapa dia? aku bingung, kembali bingung.

Ku buka profil facebook Arkan. Terlihat dia bersekolah di SMAN 1 Semarang, hebat. Ku buka koleksi foto-fotonya, Ya Allah laki-laki ini sangatlah tampan, betul-betul sudah seperti artis. Putus sudah harapanku, penantianku bakal sia-sia. Mendapatkan pacar setampan itu, ku berani bertaruh Ajeng takkan mau melepaskannya. Mungkin tak berapa lama lagi, setelah lulus SMA, Ajeng bakal meminta Arkan untuk menikahinya, supaya mereka dapat bersatu selamanya. Aku tak tahu harus berbuat apa lagi. Aku ingin menyerah saja.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, Akhirnya Ajeng ngasih tahu kalau dia sudah putus dengan Yusuf karena Yusuf masih cinta dengan mantan pacarnya, Yusuf sepertinya mencampakkan Ajeng. Namun kata Ajeng dia bahagia dengan pacar barunya, itu yang dikatakannya padaku.

Status Ajeng sekarang semuanya tentang rasa cintanya kepada Arkan. Status itu semua bersambut dengan comment-comment mesra dari Arkan. Cuih! Aku sangat jengkel walau tidak seharusnya aku jengkel. Tapi aku CEMBURU LAGI. Ku putuskan tidak memantau mereka lagi. Kali ini Ajeng dan Arkan tidak bakal putusan. Itu pikirku.

Sudah hampir tujuh bulan mereka berpacaran. Ajeng terus memuji dan menyanyangi Arkan lewat statusnya. Namun, comment-comment mesra dari Arkan semakin jarang terlihat. Suatu malam, Ajeng kembali mengirimi aku SMS.

+ AKU BOLEH CURHAT ?
-  SILAHKAN
+ AKU GAK SUKA SAMA TEMAN-TEMAN CEWENYA ARKAN, MEREKA SUKA GENIT-GENIT GITU
- KAMU CEMBURU?
+ BANGEEET...MAKANYA AKU KADANG-KADANG PROTES SAMA ARKAN SUPAYA GA' DEKAT-DEKAT SAMA MEREKA
- TAPI GA' ADA TANDA-TANDA DIA SELINGKUH KAN?
+ NGGA' SIH, CUMA AKU GA' SUKA AJA SAMA CEWE-CEWE ITU
-  YA SUDAH, NGGA' USAH TANGGAPI CEWE-CEWE ITU, MEREKA JUGA TAHU ARKAN PACAR KAMU KAN?
+ IYA, AKU NGGA' TERLALU NANGGAPIN SIH, CUMA KADANG-KADANG KESAL AJA
- KAMU PERCAYA AJA SAMA PACAR KAMU, PASTI SEMUANYA BAIK-BAIK AJA
+ IYA, AKU PASTI PERCAYA SAMA DIA

Selama satu bulan, Ajeng sering curhat lewat SMS denganku mengenai masalah yang sama. Nampaknya yang Ajeng hadapi cuma masalah sepele. Mereka tidak bakal putus hanya karena masalah ini. Aku juga tak berharap Ajeng putusan. Selama dia bahagia maka aku akan bahagia juga. Arkan nampaknya anak yang baik, lulusan Madrasah nampaknya dia cukup bisa menggajari Ajeng berbagai hal baik, dia juga nampaknya setia dengan pasangan, jadi aku tak perlu khawatir. Ajeng bahagia bersama Arkan.

***

Satu tahun lebih tiga bulan sudah berlalu. Ini mengejutkan dan sangat mengejutkan. Hubungan Ajeng- Arkan merenggang namun kadang-kadang merapat kembali, lalu merenggang lagi, lalu merapat lagi. Sungguh mengagetkan. Aku tahu hubungan mereka seperti itu dari curhatan Ajeng sekitar tiga bulan yang lalu.

Tiga bulan yang lalu Ajeng kembali mengirimiku SMS curhatnya,

+ AKU GAK SUKA KALAU ARKAN MEMBAHAS MASALAH FISIK KU, AKU TAHU KALAU TEMAN-TEMAN CEWENYA CANTIK SEMUA, LANGSING, TINGGI, TAPI JANGAN BANDINGKAN AKU DENGAN MEREKA, KALAU DIA MEMANG MAU PUNYA PACAR SEPERTI ITU, KENAPA DIA MAU SAMA AKU, PILIH SAJA MEREKA DARI AWAL

- EMANG APA YANG DIA BAHAS?

+ DIA SERING BAHAS MASALAH TINGGI BADANKU, KALAU MASALAH LANGSING OKE LAH AKU BISA DIET, TAPI KALAU MASALAH TINGGI BADAN KAN SULIT, PERTUMBUHAN ORANGKAN BEDA-BEDA

- SUDAHLAH, KAMU CINTA GA' SAMA DIA

+ CINTA, TAPI SIKAPNYA ITU

- KALAU KAMU CINTA KAMU HARUS BISA NERIMA SIKAPNYA DIA

+ TAPI KU BOSAN KALAU DIA TERUS-TERUSAN BAHAS MASALAH ITU

- KALAU BEGITU KAMU TERBUKA DONG, BILANG KALAU KAMU GA' SUKA

+ ITU MASALAHNYA, AKU CUMA GA' MAU BERTENGKAR PANJANG, AKU SERING MAU BILANG TAPI DIANYA UDAH MARAH DULUAN

- YA SUDAH, KAMU SABAR AJA, KAMU TURUTI MAUNYA YANG BISA KAMU LAKUKAN AJA, KAYA DIET, ATAU MERUBAH SIKAP YANG GA' DIA SUKA

+ IYA RENCANAKU KAYA GITU, TAPI KALAU TINGGI BADAN SUSAH, AKU GA SUKA DIA BAHAS ITU, TERASA SEPERTI DIBANDING-BANDINGKAN

- SABAR AJA, SEMUA PASTI BAIK-BAIK SAJA, INI MASALAH SEPELE KOK

+ IYA DEH, KAMU BENAR, AKU TERLALU MEMBESAR-BESARKAN MASALAH

Terus seperti itu, hampir dua bulan Ajeng curhat dengan masalah yang sama. Padahal Ajeng itu cantik, untuk ukuran gadis Indonesia bagiku dia normal, hanya saja si Arkan itu yang terlalu jangkung. Mungkin teman-teman Arkan yang sering meledek perbedaan tinggi mereka, sehingga Arkan jadi berubah sikap dan sering protes yang aneh-aneh sama Ajeng. Ternyata Arkan itu masih kekanak-kanakan. Kalau memang benar kata-kata temannya yang membuat sikapnya berubah kepada Ajeng, berarti dia itu memang kekanak-kanakan.

***

Tiga bulan berlalu, Ajeng sudah jarang sms tentang masalah hubungannya dengan Arkan. Aku juga sempat ketemu dengannya beberapa kali di sekolah. Dia nampak baik-baik saja.

Suatu malam, kembali Ajeng mengirimi aku sms.

+ AKU SUKA SAMA COWO, TAPI BUKAN ARKAN

ku balas saja segera,

- HEY, KAMU MASIH PACARAN KAN?
+ IYA SIH, TAPI GIMANA DONG, AKU SUKA SAMA COWO LAIN, AKU MULAI BOSAN DENGAN SIKAP ARKAN
- KU SARANIN YA, KAMU JANGAN COBA-COBA SELINGKUH, KALAU KAMU MAU PACARAN SAMA COWO LAIN, KAMU SELESAIKAN DULU URUSANMU DENGAN ARKAN
+ NGGA' KOK, AKU GA' MKIR BUAT SELINGKUH, AKU CUMA MAU CURHAT AJA KALAU AKU SUKA AMA COWO, CUMA SUKA AJA SIH
- EMMM... EMANG SIAPA JENG CWO YANG KAMU SUKA?
+ ADA DEH, POKOKNYA DULU AKU GA' SUKA KALAU DIA SUKA AMA AKU, TAPI SEKARANG MALAH AKU YANG SUKA SAMA DIA
- KOK BISA GITU?
+ HAHA IYA SIH, AKIBAT DIA MUNCUL DIMIMPIKU, JADI TIMBUL PERASAAN SUKA, TAPI MASIH SEKEDAR SUKA AJA SIH, GA' KAYA YANG GIMANA-GIMANA GITU, CUMA SEKEDAR SUKA AJA
- OOH HAHA SIMPLE BANGET YA ALASANNYA.. CUMA GARA-GARA MIMPI

Aku memang bisa tertawa, padahal hatiku betul-betul kesal. Tak sadarkah Ajeng siapa laki-laki yang sering menemaninya menangis tiap malam. Merasakan sakitnya bersama-sama. Memberikan dia solusi agar dia bisa mendapatkan kebahagiaan bersama Arkan. Tapi kenapa, ketika dia mencoba membuka hatinya untuk pria lain, pria itu bukan aku lagi. Kenapa dia tak memilih aku lagi. Aku betul-betul PECUNDANG.

+ HAHA IYA, SIMPLE KAN ALASANNYA, AH AKU MALU BANGET
- TAPI, SIAPA SIH CWO YANG KAMU MAKSUD ITU,
+ MMM... TAPI KAMU JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA YA
- IYA DEH, JADI SIAPA?
+ DIA ITU TEMANMU DI KLUB BADMINTON SMAN 12
- SIAPA? ROYAN? AGUS?
+ BUKAN, YANG SATUNYA ITU LHO
- ARMAND ???
+ HAHA AH AKU JADI MALU, KABUR AHHH

Jadi Ajeng suka dengan Armand. Pantas sih, Armand kan jago main Badmintonnya, apalagi dia juga satu kelas dengan Ajeng, pasti dia cowo paling populer dikelas Ajeng. Wajar kalau Ajeng jadi suka sama dia. Tiap hari ketemu ditambah Armand juga suka sama Ajeng. Perasaan sudah ada, jarak sangat dekat, Armand jelas lebih mudah berjuang. Dan sekarang dia sukses membuat Ajeng suka dengannya.

Aku betul-betul cemburu. Harus ku katakan kepada Ajeng kalau aku cemburu. Tapi mungkin Ajeng bakal marah atau menjauh. Ya sudah, akan ku sampaikan rasa cemburuku dengan nada bercanda. Yang penting aku ingin bilang kalau aku cemburu, sangat cemburu, walau Ajeng bakal menganggap kalau aku cuma bercanda. Ya, dia pasti mengira aku sedang bercanda saja.

- WAH, JADI KAMU SUKA SAMA ARMAND, AKU JADI CEMBURU NIH HAHA
+ EH? HAHAHA KOK BISA CEMBURU
- GAK TAHU AKU CUMA CEMBURU, AKU KAN BIG FAN KAMU
+ HAHAHA GITU YA, JADI KAMU NGE-FAN SAMA AKU, YA UDAH NANTI KU KASIH TANDA TANGAN
- HAHA BETUL YA, NANTI DIKASIH TANDA TANGAN

Sekitar lima belas menit, Ajeng belum juga membahas sms ku. Apa percakapan kami sudah berakhir. Biasanya dia menutup pembicaraan dengan bilang terima kasih. Aku terus menunggu balasan dari Ajeng dan akhirnya SMS balasan tiba,

+ IYA IYA, NANTI KU KASIH TANDA TANGAN, BTW ZODIAK KAMU APA HEHE?
-   AQUARIUS, EMANG KENAPA
+ GA' APA-APA, NANYA AJA KOK
- HAHAHA ANEH
+ HAHAHA SUMBER AIR SU DEKAT HEHEHE
- HAHAHA KAMU LUCU JUGA YA JENG, SUDAH KAYA PELAWAK
+ HAHAHA GITU YA

Aku masih cemburu. Namun aku sudah sampaikan walau cuma lewat becandaan. Semoga Ajeng sadar kalau aku betul-betul cemburu, serius. Hahaha tapi aku betul- betul ingin tertawa juga. becanda dengan Ajeng memang selalu menyenangkan. DIA ORANGNYA LUCU BUATKU.

Rabu, 12 September 2012

PRIA RANTING PART II


PART II

by Rizali Rahman

Malam yang dingin kembali datang menyelimuti rasa penasaranku mengenai siapa laki-laki yang dimaksud Ajeng. Hati ku terus menyebut,"itu pasti aku...itu pasti aku", berulang-ulang layaknya seorang ustadz yang sedang berdzikir. Tak berapa lama aku tersadar, dan dengan segera ku mengucap istighfar karena jelas tidak seharusnya aku mengucapkan kata-kata kosong itu didalam hati. Segera ku paksa hatiku untuk berhenti mengatakan kata-kata itu.

Suara adzan terdengar sangat merdu pertanda waktu isya sudah tiba dan selalu tepat pada waktunya. Aku memang sangat jarang sholat berjamaah padahal aku tahu kalau laki-laki wajib hukumnya untuk sholat berjamaah. Aku cuma suka menunaikan kewajibanku didalam kamar mungilku ini. Entahlah, mungkin ini salah satu kebiasaan burukku yang seharusnya memerlukan paksaan untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Ku ambil air wudhu, dan segera ku tunaikan kewajibanku didalam sebuah kamar yang tidak besar namun sangat nyaman bagiku. Sama sekali tak ada gangguan, sungguh begitu nyaman.

Selesai sudah kewajibanku malam itu. Setelah berdzikir dan membaca beberapa doa yang biasa ku baca, aku mulai berdoa yang tak biasa ku untuk ku lantunkan ke hadapan Nya. Kata-kata yang tak ku skenario sebelumnya keluar secara otomatis dari mulutku.

Ya Allah Ya Tuhan ku, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar. Hari ini, aku kembali mennghadapMu dengan segala macam permohonan karena tidak ada lagi tempat untukku meminta selain Engkau Ya Allah.
Ya Allah Ya Tuhan ku, Engkau Maha Mengetahui, oleh karena itu aku yakin Kau sungguh-sungguh mengetahui apa yang terjadi denganku sebelumnya, sekarang, dan yang akan datang.
Benar Ya Allah, aku sedang terjebak dengan sebuah perasaan yang ku kenal dan ku ketahui sebelumnya, namun yang satu ini terasa sangat, sangat, sangat, sangat berbeda Ya Allah
Perasaan ini membuatku merindukan seorang wanita setiap malam, membuatku selalu membayangkan wajahnya, membuatku selalu tak tenang di setiap detiknya.
Ku yakin Kau tahu nama wanita itu Ya Allah, namun tetap akan ku beritahu...
Ya benar, namanya Ajeng Ya Allah
Sekarang logikaku begitu bawelnya menyuruhku untuk langsung menyatakan perasaanku kepadanya
Namun di satu sisi aku merasa aku harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan apakah ini hanya sekedar suka atau memang betul-betul cinta yang ku tunggu
Kau tahu yang ku rencanakan kan Ya Allah?
Ya benar, aku takkan menyatakan perasaan ku, akan ku tunggu selama setahun, apabila perasaan ku tak berubah dalam masa setahun penantianku, maka akan ku simpulkan kalau ini memang sebuah cinta.
Aku tidak tahu apakah rencana ku ini benar atau salah, tapi ku mohon restui apa yang akan ku lakukan Ya Allah.
Sungguh aku hanyalah hamba Mu yang tidak mengetahui segalanya, maka dari itu ku mohon mudahkan lah jalanku.

Amin.

Ku lipat rapi sajadah dan sarungku dan ku kembalikan ke tempatnya. Segera ku baringkan badanku di tempat tidurku. Ku pandangi layar telpon genggamku, tidak ada satu pesan baru pun yang masuk. Aku masih menantikan Ajeng kembali mengirimi ku pesan setelah empat hari namanya tidak lagi menduduki posisi teratas di kotak pesan masuk ku. Ku tunggu namun tak kunjung datang jua bunyi ringtone yang sungguh kunantikan malam itu. Ya sudah, ku putuskan untuk memejamkan mataku. Aku memang harus tidur.

Baru saja aku merasa sudah berada hampir di alam bawah sadar, ku dengar suara yang sangat sangat familiar. Itu tidak lain dan tidak bukan adalah suara ringtone SMS yang kunantikan sedari tadi. Mataku terbuka lebar, ngantukku hilang seketika, dan tanganku bergerak secepat kilat mengambil HP ku yang sangat minimalis. Nama Ajeng muncul, dan ku baca apa pesannya,

+ AKU BETUL-BETUL SUKA

Segera ku balas SMS nya,

- SAMA SIAPA SIH?
+ SAMA ITU... KAMU PASTI KENAL

Aneh. Entah kenapa ke GR-an ku hilang seketika malam itu. Aku mulai merasa kalau laki-laki yang dimaksud Ajeng bukanlah aku, tapi mungkin itu temanku. Sebuah nama milik temanku muncul dikepala dan ku lanjutkan membalas SMSnya,

- SIAPA ? SYAHRUL YA?
+ BUKAN, KAMU PASTI KENAL, SOALNYA DIA TEMENAN JUGA SAMA TEMAN SEKELAS KAMU
- DIA TEMAN SATU KELASMU ?
+ YA, DIA TEMAN SATU KELASKU

Jelas sudah, aku salah total. Seharusnya aku sudah dapat menduga kalau laki-laki yang dimaksud Ajeng itu bukanlah aku. Bagaimanapun terbukanya seorang perempuan, tidak mungkin juga seperti apa yang ku bayangkan sebelumnya. Ajeng memang menganggapku sebagai tempat curhat yang nyaman, bukan sebagai tempat untuk memberikan cintanya. Dengan hati yang masih terasa agak sesak, ku lanjutkan perbincangan kami,

- AKU BETUL-BETUL TIDAK TAHU DAN TIDAK DAPAT MENEBAK, SIAPA ???
+ OK DEH KU KASIH TAHU TAPI JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA YA...
- OK DEH
+ NAMANYA YUSUF, KAMU PASTI KENAL, TEMAN SEKELASKU YANG RAMBUTNYA AGAK-AGAK KERITING

Yusuf... aku memang mengenalnya tapi satu kalipun aku tak pernah bicara dengannya. Timbul pertanyaan di benakku, mengapa Ajeng bisa jatuh cinta dengannya, apa kelebihannya yang bisa membuat Ajeng suka, padahal aku yakin Yusuf tak pernah berjuang sama sekali untuk membuat Ajeng jatuh cinta. Ya aku tahu itu, Yusuf tidak pernah berjuang, karena kata Ajeng mereka hampir tidak pernah berbincang walaupun mereka satu kelas. tapi kesimpulannya, AJENG JATUH CINTA DENGAN YUSUF.

- EH AJENG, AKU MAU NANYA, KENAPA KAMU BISA SUKA DENGAN YUSUF
+ NGGA' TAHU, CUMA AKU SUKA AJA, DAN DIA TERLIHAT MANIS BUATKU

Manis ? hanya itukah alasan yang membuatnya suka. Mungkin lebih banyak lagi hal-hal yang membuat Ajeng suka dengan Yusuf namun dia tak mau cerita.

- YA SUDAH JENG, KAMU TURUTI AJA APA YANG KUSARANIN SEBELUMNYA, MUDAH-MUDAHAN BERHASIL
+ YA ROB, MAKASIH YA SARANNYA =D
- IYA, SAMA-SAMA

Pembicaraan kami berakhir, namun perasaan tidak puas singgah ke hatiku, sungguh-sungguh membuat kamarku terasa menyempit dari sebelumnya. Tapi rasa tidak puas ini bukan karena kesalahan Ajeng ataupun Yusuf, melainkan kesalahan yang memang sengaja ku buat. Aku terlalu GR.

Ku pandangi langit-langit kamarku, mencoba menenangkan diri sambil berusaha mendengarkan pertanyaan yang dikatakan oleh logika ku. Apakah harus aku membatalkan rencana yang baru saja ku sampaikan kepada Allah? Apakah harus aku melupakan Ajeng di garis start ini? atau haruskah aku lanjutkan?

Suara hatiku terdengar samar-samar. Tapi aku dapat merasakan kalau aku harus lanjut. Aku tidak boleh melupakannya karena aku memang tak ingin. Walaupun Ajeng jatuh dengan cinta dengan Yusuf, tapi ku rasa tidak salah kalau aku jatuh cinta dengan Ajeng. Toh, aku juga tidak berencana menyatakan perasaanku dalam waktu dekat. Kalaupun pada akhirnya mereka berdua jadian, mungkin aku masih kuat menunggu. Ya... aku tidak apa kalau harus menunggu.

Yang terjadi malam ini hanya perasaan tidak puas sesaat yang lahir akibat kesalahku. Aku berjanji untuk dapat mengontrol rasa GR ku lain waktu karena malam ini jadi saksi aku sedang membuat kesimpulan bahwa GR ITU SANGAT BERBAHAYA.

***

Aku sedang mendapat tugas membuat makalah tentang apa itu fairy tale. Makalahku harus bagus dan supaya bagus aku harus bertanya ke Mr. Google. Warnet adalah tujuanku sore itu.

Seperti biasa, sebelum aku bertanya berbagai macam hal ke Mr. Google, ku buka akun Facebook ku terlebih dahulu. Awalnya aku cuma ingin melihat-lihat sebentar beranda ku, namun ada satu status yang membuat aku menunda untuk bertanya kepada Mr. Google. Itu status Yusuf di iringi comment dari Ajeng. Di bawah tulisan Yusuf yang sangat pendek terpampang comment Ajeng yang begitu panjang diselingi sahut-sahutan Yusuf yang sangat ceria. Aku tidak pernah melihat Ajeng memunculkan sisi manjanya, namun dari comment-comment itu dia terlihat sangat manja. Dari perbincangan masalah tugas sampai masalah suap-suapan, memang jelas Ajeng sedang berusaha memberikan sinyal ke Yusuf, tepat seperti yang kusarankan.

Agh, aku sangat kesal namun aku tidak bisa berhenti membaca. Aku sungguh tidak puas dengan kemesraan mereka. Hingga aku selesai membaca percakapan mereka pun, rasa tidak puas ini tidak kunjung jua menghilang. Ku sign out akun Facebook karena aku tidak mau lagi mengulang untuk membacanya. Kenapa? karena aku cemburu, ya! memang aku cemburu.

Ku lanjutkan ke tujuan awalku, bertanya kepada Mr. Google tentang apa itu fairy tale. Namun pertanyaanku yang berjibun sirna. ku lanjutkan dengan searching seadanya, biarlah makalah ku nanti jadi seadanya juga. Aku tidak bisa focus sama sekali karena kondisi ku tiba-tiba aneh, AKU BETUL-BETUL CEMBURU.

Beberapa minggu kemudian, aku kembali ke warnet. Tapi kali ini tujuan ku berbeda. Aku tidak ingin bertanya kepada Mr. Google untuk menyusun sebuah makalah lagi. Kali ini aku memang ingin melihat sejauh mana hubungan Yusuf dan Ajeng setelah ku tinggalkan beberapa minggu. Biarlah aku menjadi stalker untuk kali ini saja.

Ku buka akun facebook ku dan ku masuki profil facebook Ajeng. Aku yang sok kuat pada awalnya, terasa sperti laki-laki paling lemah setelah ku dapati status hubungan Ajeng yang awalnya lajang berubah menjadi SEDANG BERPACARAN DENGAN YUSUF RAMADHAN.

Apa yang harus kulakukan? aku tidak tahu. Aku ingin berhenti tapi hatiku yang paling dalam menyuruhku untuk melanjutkan semuanya. Aku harus menunggu, menunggu, dan menunggu karena hatiku mengatakan itu. Sungguh, hari itu aku bersikeras untuk menunggu karena ku yakin cerita ini belum berakhir. Ini baru awal yang membuatku semakin penasaran bagaimana akhirnya nanti. Aku sungguh bersikeras seakan-akan badaipun tidak dapat meruntuhkan niatku. Hari itu, aku menjadi ORANG TER-EGOIS DI DUNIA.

Masih belum mengerti apa itu pria ranting? sabar... soalnya
lanjutannya mungkin lumayan panjang, jadi kali ni part II bersambung lagi ke part III nanti
Sorry, bersambung lagi ya hehehe.... :)

Senin, 10 September 2012

PRIA RANTING

PART I
 
By Rizali Rahman
Judul Pria Ranting terinspirasi dari istilah yang dibuat oleh teman saya, Lazuardi dan Titay.
Mau tahu apa itu pria ranting, silahkan cari jawabannya dengan membaca
.

Betapa ku tak menyangka bahwa pada akhirnya nasibku bakal jadi seperti ini. Hari-hariku di isi dengan  mengingat bait-bait kenanganku dengan seorang wanita. Bukan karena hidupku yang sebelumnya menyenangkankan berubah seketika, bukan karena hilangnya belahan jiwa, bukan karena kesepian ini, dan bukan juga karena apa yang telah kami jalani. Tapi keterpurukkan ku ini karena meratapi malangnya nasibku, ya... nasib menjadi seorang pria yang sering membuatku tertawa, nasib menjadi seorang PRIA RANTING.

Namaku Robi, seorang laki-laki kurus 18 tahunan, berambut lurus yang selalu ku tata rapi agar terlihat matching dengan pakaian seragam putih abu-abu ku yang juga tidak kalah rapinya. Aku tergila-gila dengan band-band indonesia, sampai-sampai lagu-lagu mereka membuat otakku terjangkit penyakit aneh, sebuah penyakit yang membuatku berpikir seperti orang yang sangat dewasa, bahkan jauh lebih dewasa dari umurku yang 18, ketika aku membicarakan masalah CINTA.

Di SMA Negeri 12 Semarang, yang beralamat di jalan Gunungpati adalah sebuah tempat dimana fairy tale ku dengan wanita itu lahir, seorang wanita berkulit putih, tidak cantik tapi manis dan hanya memiliki tinggi seperti gadis-gadis indonesia kebanyakan, namun entah kenapa dia begitu terlihat sempurna dimataku. Wanita itu bernama Ajeng.

Aku masih ingat hari pertama ku bertemu dengan Ajeng. Kami berada pada satu kelompok ketika menjalani Masa Orientasi Siswa di SMA Negeri 12 ini. Awalnya aku tak merasakan perasaan apapun. Ajeng ku perlakukan sama seperti teman-teman baruku yang lainnya. Obrolan kami pun pada saat itu terkesan sangat biasa, tidak ada tanda-tanda bahwa aku menyukainya dan dia menyukaiku, sedikitpun tidak ada sama sekali. Pertemanan kami terus berlanjut hingga MOS pun tanpa disadari diakhiri dengan pengumuman tentang pembagian kelas. Ajeng mendapatkan kelas XB, dan aku duduk dikelas XC, kelas kami tepat bersebelahan.

Karena kelas kami yang bersebelahan, kami lumayan sering bertatap muka. Berbincang-bincang masalah pelajaran, acara-acara yang diadakan sekolah, guru-guru baru kami, dan hal-hal lainnya yang sering dibicarakan oleh dua orang siswa baru yang memiliki status hubungan HANYA TEMAN.

Tanpa terasa, satu tahun berlalu. Karena kerja keras kami masing-masing, aku dan Ajeng berhasil naik satu level dan cerita kami berlanjut di kelas XI. Di next season ini kami semakin jarang bertemu karena kami memilih jurusan yang berbeda. Ajeng memutuskan untuk belajar di jurusan IPS dan aku memilih jurusan Bahasa. Namun jarak itu malah membuat hubungan pertemanan kami semakin jauh lebih akrab dari sebelumnya. Ajeng sering mengirim SMS, namun hampir semuanya mengenai masalah-masalahnya dengan teman atau keluarga. Aku tidak berusaha memberikan solusi jitu untuk masalahnya. Semua yang ku lakukan hanya mendengarkan ceritanya dan menjawab seadanya. Namun entah kenapa, aku merasa dia merasa nyaman dengan ku, karena sekarang aku yang sebelumnya berstatus HANYA TEMAN berubah menjadi TEMPAT CURHAT YANG NYAMAN.

***

Malam itu, aku sedang memainkan gitar tuaku. Suara dari senarnya yang karatan luar biasa itu masih terdengar bagus, mengundangku untuk ikut bernyanyi mengiringi chord G, D, E minor, dan lain-lain, ya ini 'laguku' yang dipopulerkan oleh band Ungu.
Sampai lantunan lagu itu menyentuh bagian reff, tanganku belum mau berhenti memainkan gitar, dan akupun terus bernyanyi...

...
Mungkin hanya lewat lagu ini akan kunyatakan rasa
Cinta ku pada mu, rindu ku pada mu tak bertepi
Mungkin hanya sebuah lagu ini yang slalu akan ku nyanyikan
Sebagai tanda betapa aku inginkan kamu
...

Sesuatu muncul dibenakku dan aku seketika berhenti bernyanyi. Sungguh, aku sungguh tak mengerti kenapa dan mengapa. Lagu yang baru saja kunyanyikan kuniatkan hanya untuk menemani malamku yang terasa sangat membosankan. Namun kenapa sosok itu secara tiba-tiba muncul dikepalaku. Sosok yang begitu ku kenal, seorang wanita biasa yang ku anggap hanya sebagai teman mengapa dalam beberapa detik yang lalu terlihat begitu indah. Jantung ku berdegup kencang, aku merasa ingin pergi menemuinya malam itu juga, namun ku tak tahu alamat rumahnya. Aku tak karuan layaknya seorang siswa yang tidak dapat menjawab satupun soal Ujian Nasional yang dihadapinya. Ya, begitu banyak pertanyaan dikepala ku, namun ku tak tahu jawabannya, jawaban untuk pertanyaan, KENAPA DAN MENGAPA AKU MEMIKIRKAN AJENG?

Aku tak mengerti, apakah perasaan itu memang datang tiba-tiba atau sudah mulai tumbuh sejak awal aku bertemu dengannya, dan sekarang baru terasa klimaksnya. Sekarang aku betul-betul merasakan sesuatu yang beda, wajah Ajeng terus ada dikepalaku yang membuatku ingin berteriak. Ini terasa indah namun sedikit tidak nyaman, karena aku betul-betul ingin melihat wajahnya dan mendengarkan kalimat apapun yang keluar dari mulutnya.

Di tengah "kegilaan indah" ku, suara ringtone HP ku menginterupsi tanpa sengaja. Sebuah pesan masuk dan itu dari Ajeng. Hey! bibirku saling tarik menarik, dan aku sadar mereka sedang membuatku  tersenyum senang. Perasaan yang sempat mengacaukan ku tadi seketika hilang, dan itu kusimpulkan dengan satu kalimat sederhana, I MISS HER.

Ku baca pesan yang muncul dari layar telpon genggamku.

+   ROB, AKU SEDANG SUKA DENGAN SESEORANG

Sebenarnya aku bingung pada awalnya. Siapa seseorang yang membuat Ajeng suka, sampai-sampai masuk ke dalam daftar curhatannya. Tapi entah kenapa aku begitu yakin kalau seseorang itu adalah aku. Ajeng orangnya memang seperti itu, sangat terbuka dengan perasaannya. Jadi menurutku wajar apabila pesan itu menjadi media pendekatannya untuk memberi tahukan kalau orang yang membuat dia suka itu adalah aku. Sebelum membalas pesan itu aku berkhayal kalau percakapan kami bakal menarik. Aku begitu bersemangat untuk membalas pesan itu.

-    SUKA? SAMA SIAPA, JENG?
+  SAMA TEMANKU PASTINYA, HE HE

Tidak salah lagi! sebagai teman, aku juga cukup dekat dengannya. Aku sudah menjadi pendengar yang baik. Kemungkinan orang itu adalah aku menjadi lebih besar, sekitar dari 50 % menjadi 60 %. Pada intinya, sekarang aku merasa SANGAT GR.

-    WAH AKU PENASARAN JADINYA NIH???
+   ADA DEH, TP KAYA' NYA DIA GA' SDAR KLO AKU SUKA SAMA DIA ,HUFT...
-    HEY, LAKI-LAKI KAN BEDA SAMA PEREMPUAN, PERASAANNYA GA' PEKA, JD WJAR KLO GA' SADAR
+   LALU GIMANA?
-    YA, KASIH SINYAL DONG, SUDAH BELUM?
+   BLUM SICH, KAN KLO ORANG SUKA TU JADI MALU KLO DEKET, APALGI NGOMONG LANGSUNG
-    JANGAN NGOMONG LANGSUNG, KASIH SINYAL AJA
+   IYA TAPI TAKUT, TAKUT SALTING HEHE
-    KAN BISA LEWAT SMS, ATAU FB SUPAYA NGASIH SINYALNYA LEBIH MUDAH, GA HARUS LEWAT TATAP MUKA
+  OH GITU YA.. IYA DEH NANTI DICOBA
-   KLO DI DIEMIN AJA DIANYA GA' BAKAL TAHU LHO HE HE
+  BETUL JUGA, TAPI MASA' CEWE DULUAN?
-   YANG SUKA SIAPA DULUAN SIAPA HAYO? CWE' CWO KAN SAMA AJA
+  OKE DEH NANTI DICOBA USAHANYA HEHE
-   TAPI EMANG CWONYA SIAPA???
+  ADA DEH, KAMU PASTI KENAL KOK HE HE
-   HAHA GITU YA, JADI PENASARAN HE HE

Ku tunggu-tunggu, memang tak ada balasan lagi. Percakapan kami diakhiri dengan rasa penasaran yang muncul dikepalaku. Apa mungkin itu adalah aku? atau orang lain? tapi aku terus tersenyum di luar kendali, apa maksudnya? apa ini pertanda Tuhan kalau itu aku. Aku hanya bisa berkata, "Whatever lah", sekarang yang harus ku lakukan adalah tidur dan temukan jawabannya besok setelah aku terbangun lagi. Tapi sebelum tidur hatiku terus berkata, itu pasti AKU.

***

Seperti biasa, pukul setengah dua siang hari-hari melelahkan disekolah berakhir dan waktunya buat going home pun tiba.
Kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan, menoleh kesana -kemari, berputar-putar persis seperti leher seekor burung hantu. Ya, aku memang berusaha mancari-cari Ajeng ditengah kerumunan siswa yang keluar berbarengan dari pintu gerbang.

Sekitar lima belas menit aku menjadi burung hantu, akhirnya ku temukan Ajeng sedang berdiri di samping mushola yang letaknya berseberangan dengan sekolah ku. Segera ku kesana, ku hampiri paling tidak aku dapat bertegur sapa dengannya untuk hari ini.

" Hai, Jeng", sapa ku.

" Hai, apa kabar?"

"Baik, kamu?"

"Baik juga"

Senyum Ajeng mengembang, dan itu terlihat jauh lebih manis dari sebelumnya. Aku tidak ingin melewatkan senyuman itu, dan segera ku lanjutkan pembicaraan.

"Kamu lagi ngapain disini, Jeng?"

"Lagi nunggu jemputan aja"

Rasa penasaran ku tentang laki-laki yang dimaksud Ajeng malam tadi tak terbendung lagi. Tanpa sadar percakapan kami berlanjut dengan sebuah pertanyaan dari mulutku,

"ooh... eh by the way, yang malam tadi itu siapa?"

"Yang mana sih", sahut Ajeng malu-malu.

"Itu lho, laki-laki yang kamu suka he he he"

" Wah kamu pengen tahu banget", Ajeng menjawab seraya tersenyum kembali

" Haha iya dong, bakal ku cari tahu sampai dapat hahaha"

Ajeng hanya menanggapi kata-kata ku dengan ketawa kecilnya. tapi tawanya itu malah membuatku begitu tak dapat mengontrol diriku. Aku begitu menyukai senyumnya, tawanya, hingga sampai ke dagu, bibir, hidung, pipi, mata, dahi, rambut, semuanya, ya semuanya. Aku tak bisa mengontrol diriku labih lama lagi, mungkin wajahku mulai memerah dan aku mulai tak tahu bagaimana melanjutkan percakapan kami. Akhirnya kuputuskan menghentikan percakapan dengan berpamitan dengan Ajeng. Ku sadar akan terjadi hal memalukan apabila obrolanku diteruskan lebih jauh lagi. Itu jelas, karena ku dapati diriku sedang SALAH TINGKAH.

Dari pertanyaan tadi, nampaknya pertanyaan ku belum terjawab sepenuhnya. Namun GR ku semakin MERAJALELA.

masih belum nemu apa itu pria ranting?, tunggu lanjutannya!!! haha :D
Capek nulis, bersambung dulu ya hehehe..
.
.



I AM !

My Name is Rizali Rahman. Call me Riza cause it's my lucky name ,and I'm a COUNTRY BOY.